Selasa, 07 Juli 2015

Wabah Virus Paling Menular Menjangkit Indonesia

Setiap orang pasti pernah merasakan demam selama hidupnya. Yaitu tanda-tanda klinis dengan meningkatnya suhu tubuh diatas normal rata-rata dan biasanya membuat badan kita menggigil. Sesuatu yang luar biasa sedang terjadi dalam tubuh kita. Demam bisa berakibat sangat fatal bagi penderitanya.

Dalam kesempatan ini saya tidak membahas "demam"yang kaitannya dengan masalah kesehatan ataupun medis, melainkan gejala demam yang lain, yang dalam beberapa waktu terakhir telah mewabah dan sampai saat ini  masih  menjangkit seluruh pelosok negeri kita, yaitu DEMAM BATU AKIK.

Virus demam Batu akik atau batu mulia begitu dahsyatnya menjangkit negeri ini. Menulari semua tingkatan usia, dari orang dewasa, remaja sampai anak-anak, dan semua tingkat sosial, dari mulai tukang becak, selebritis sampai kalangan pejabat telah terjangkit virus yang sangat menular ini. Kebanyakan menjangkit gender laki-laki. Dimanapun berada dan jika kita memperhatikan , setiap jari laki-laki selalu memakai cincin yang bermatakan batu akik di jari-jari tangannya. Dari mulai hanya 1 jari sampai ada yang menutupi hampir semua jarinya. Bemacam ukuran, dari yang kecil, sampai ukuran yang besar, bahkan ada yang berukuran jumbo alias rajanya batu. Model dan jenisnya pun tidak konvensional seperti zaman dulu yang hanya dijadikan cincin, dari sisi kreatifnya lebih berkembang dan banyak pilihan, seperti liontin, gelang dll.

Para pemburu batu-batu akik rela melanglang buana ke pelosok daerah dan merogoh koceknya demi mencari dan membeli jenis batu-batu baru untuk menambah koleksinya. Dari mulai batu yang harganya puluhan ribu sampai dengan harga ratusan juta rupiah. Para pebisnis dan pengrajin batu dadakan juga mulai bermunculan satu persatu, dari yang hanya menjual batu cincin yang sudah jadi sampai dengan menjual batu yang masih berbentuk bongkahan.

Demam batu akik benar-benar telah menyebar rata di hampir seluruh penjuru dan pelosok. Wabah yang membuat orang yang tertular kadang berfikir tidak rasional dan tidak masuk akal. Bayangkan saja, sebuah batu bongkahan bisa laku dijual seharga mobil sedan. Orang dengan mudah dan rela merogoh koceknya demi mendapat batu akik yang sudah menjadi incarannya. Hoby dan kesenangan memang tidak ada batasan nilainya. Dimana kondisi orang senang, punya uang, dibeli, lalu selesai. Ada kebanggaan tersendiri untuk sebagian orang yang dijari-jari tangannya tersemat batu-batu mulia yang harganya selangit. Ini menjadi prestige tersendiri untuk beberapa kalangan. Batu akik seperti jenis Bacan dari Halmahera Maluku , Pancawarna dari Garut, Kalimaya dari Banten, Raflessia Bengkulu, dsb. telah meramaikan khasanah perbatuan akik di negeri ini.

Sebenarnya hobi batu akik di Indonesia sudah ada sejak zaman dahulu. Tetapi hanya dikalangan terbatas saja, tidak seperti yang terjadi saat ini.  Demam batu akik mulai terasa ramai di awal tahun 2015. Ada orang yang menyebut ditahun 2015 kita telah kembali ke ZAMAN BATU. Setiap daerah yang kita singgahi atau lewati pasti ada saja tempat yang dijadikan lokasi usaha batu akik ini. Topik pembicaraan orang nggak ada yang lain kecuali batu akik. Di warung kopi, kantor-kantor, terminal, dsb. tak pernah luput telinga kita mendengar orang membicarakan batu akik.

Kadang kita geleng-geleng kepala bila melihat orang yang menghabiskan waktunya cuma duduk dan menggosok batu cincin yang ada dijarinya, sambil senyum-senyum sendiri memandangi batu cincin yang dikenakannya. Para kaum hawa pun sudah mulai ikut-ikutan menggemari pernak-pernik batu akik ini. "Nggak keren kalo nggak ngikutin tren" katanya. Bahkan pacar atau suaminya pun disarankan pakai batu cincin di jarinya.

Fenomena batu akik ini memiliki sisi positif untuk kalangan masyarakat Indonesia. Selain juga ikut membantu mengurangi jumlah pengangguran, juga dapat membantu ekonomi masyarakat menengah ke bawah. Dari sisi UKM pun mulai berkembang di bisnis perbatuan ini.


Dimana-mana terlihat para lelaki, baik muda maupun tua, menggunakan cincin batu akik. Ada yang berukuran kecil, sedang, ada pula yang berukuran besar menutupi hampir setengah dari jari mereka. Tidak hanya laki-laki yang menggemarinya saat ini, para wanita pun menyukai batu akik dengan bentuk berbeda, dijadikan liontin kalung ataupun hiasan untuk bros mereka. - See more at: http://ppm-manajemen.ac.id/fenomena-penjualan-batu-akik-dari-kompetensi-hingga-chemistry/#sthash.lNsLdIJe.dpuf
Dimana-mana terlihat para lelaki, baik muda maupun tua, menggunakan cincin batu akik. Ada yang berukuran kecil, sedang, ada pula yang berukuran besar menutupi hampir setengah dari jari mereka. Tidak hanya laki-laki yang menggemarinya saat ini, para wanita pun menyukai batu akik dengan bentuk berbeda, dijadikan liontin kalung ataupun hiasan untuk bros mereka. - See more at: http://ppm-manajemen.ac.id/fenomena-penjualan-batu-akik-dari-kompetensi-hingga-chemistry/#sthash.lNsLdIJe.dpuf
Dimana-mana terlihat para lelaki, baik muda maupun tua, menggunakan cincin batu akik. Ada yang berukuran kecil, sedang, ada pula yang berukuran besar menutupi hampir setengah dari jari mereka. Tidak hanya laki-laki yang menggemarinya saat ini, para wanita pun menyukai batu akik dengan bentuk berbeda, dijadikan liontin kalung ataupun hiasan untuk bros mereka. - See more at: http://ppm-manajemen.ac.id/fenomena-penjualan-batu-akik-dari-kompetensi-hingga-chemistry/#sthash.lNsLdIJe.dpuf
Dimana-mana terlihat para lelaki, baik muda maupun tua, menggunakan cincin batu akik. Ada yang berukuran kecil, sedang, ada pula yang berukuran besar menutupi hampir setengah dari jari mereka. Tidak hanya laki-laki yang menggemarinya saat ini, para wanita pun menyukai batu akik dengan bentuk berbeda, dijadikan liontin kalung ataupun hiasan untuk bros mereka. - See more at: http://ppm-manajemen.ac.id/fenomena-penjualan-batu-akik-dari-kompetensi-hingga-chemistry/#sthash.lNsLdIJe.dpuf

0 komentar:

Posting Komentar

Hidup adalah sebuah perjalanan, jangan pernah berhenti dan menyerah sebelum sampai di tujuan

Ferry Kristiawan © 2015 | Powered By Blogger